lukisan kemanunggalan tni dan rakyat

Yonif644/Walet Sakti Kemanunggalan TNI dan Rakyat adalah Sumber Kekuatan Utama - Kodam XII/Tanjungpura - TNI Angkatan Darat Oleh sebab itu setiap anggota diwajibkan melaksanakan penuh seluruh poin dari 8 Wajib TNI yang berpegang teguh pada sikap dan etika bermasyarakat di lingkungan satuan masing-masing, baik secara langsung maupun tidak
PusjarahTNI Gelar Lomba Lukis SMA Tingkat Nasional. By Pena Bali 14 Nov 2019 sehingga terjalin komunikasi dan silaturahmi untuk memperkuat kemanunggalan TNI dan Rakyat sehingga pada akhirnya nanti akan timbul kebanggaan dari generasi millenial, khususnya terhadap TNI yang profesional dan dicintai rakyat”, harap Brigjen TNI Prantara
› Menelusuri cagar budaya pertahanan di sejumlah tempat di Tanah Air mengungkap kemanunggalan tentara dan rakyat telah berlangsung sejak abad ke-16. Modal penting menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Veteran memberikan hormat dalam acara peringatan peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 19/9/2018. Aksi teatrikal perobekan bendera di hotel yang dulu bernama Hotel Yamato itu untuk mengingatkan kembali generasi muda agar tetap bertekad mempertahankan kedaulatan perjuangan untuk mempertahankan bangsa tidak hanya terekam dalam cerita heroik para pahlawan besar. Spirit itu juga tersimpan dalam benda cagar budaya. Berbeda dengan cagar budaya bernilai pertahanan di negara lain yang cenderung merepresentasikan dominasi militer, defense heritage di Indonesia justru memperlihatkan kepaduan tentara dan rakyat dalam membangun pertahanan bangsa dan tahun 2020, Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Gerald Theodorus L Toruan dan pengajar di Universitas Pertahanan Jeanne Francois berkeliling ke tujuh kota untuk menelusuri cagar budaya pertahanan atau defense heritage. Tujuh kota yang dimaksud adalah Jakarta, Ambon Maluku, Palembang Sumatera Selatan, Manado Sulawesi Utara, Bandung Jawa Barat, Surabaya Jawa Timur, dan Padang Sumatera Barat. Satu per satu cagar budaya yang mengandung unsur perjuangan rakyat baik dalam pembangunannya maupun yang diakui warga setempat sebagai wadah perjuangan rakyat mereka sambangi. Misalnya, sisa-sisa Kasteel Batavia di Jakarta, Benteng Amsterdam di Ambon, Benteng Kuto Besak di Palembang, Gudang Logistik TNI di Padang, serta seluruh bagian Kota Surabaya yang dikenal sebagai Kota terhambat pandemi Covid-19, keduanya bersikukuh mengunjungi sejumlah situs dan memperkuatnya dengan berbagai argumentasi historis guna memasukkannya ke dalam kategori defense heritage. Sebab, baik secara akademik maupun populer, konsep ini belum dikenal di Indonesia. Masyarakat umumnya menyamakan defense heritage dengan warisan budaya atau cagar budaya militer military heritage.Baca juga Mural Sejarah dan Perjuangan Bangsa di JakartaKOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO Benteng Amsterdam di Desa Hila-Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Rabu 18/9/2019. Sebelum menjadi benteng pertahanan Belanda dan pusat administrasi VOC, bangunan ini digunakan sebagai gudang rempah-rempah milik keduanya memiliki definisi berbeda. Tidak semua cagar budaya militer mengandung nilai pertahanan. Misalnya, bangunan-bangunan yang didirikan berdasarkan keputusan politis lalu diakui sebagai cagar budaya karena menyimpan kisah universal tentang kemanusiaan.”Nilai defense heritage tidak harus bersifat universal, tetapi mendukung kepentingan nasional bangsa yang bersangkutan. Syarat-syarat idealnya antara lain memiliki narasi sejarah perjuangan bangsa, dikenal oleh masyarakat sekitarnya, dan apabila mungkin dipreservasi oleh pemerintahannya,” kata Gerald Theodorus L Toruan dalam peluncuran buku yang ia tulis bersama Jeanne Francois berjudul Warisan Budaya Bernilai Pertahanan Defense Heritage Indonesia di Gedung Balitbang Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu 6/10/2021.Defense heritage semestinya mendapatkan perhatian yang lebih besar. Sebab, cagar budaya pertahanan menempati posisi penting dalam sistem pertahanan negara modern, yaitu sebagai salah satu sarana program bela menambahkan, penelusuran dan pengelompokan itu penting karena Indonesia memiliki banyak cagar budaya pertahanan yang berasal dari masa kerajaan ataupun kolonial. Mulai dari yang berbentuk benteng, bangunan sisa kolonial, jembatan, hingga tempat saksi peperangan. Namun, sebagian besar dalam kondisi kata Jeanne Francois, defense heritage semestinya mendapatkan perhatian yang lebih besar. Sebab, cagar budaya pertahanan menempati posisi penting dalam sistem pertahanan negara modern, yaitu sebagai salah satu sarana program bela juga Pesan dari Film Berusia 33 TahunKOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYU Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, Gerald Theodorus L Toruan kiri, dan pengajar di Universitas Pertahanan, Jeanne Francois kanan, dalam peluncuran buku berjudul Warisan Budaya Bernilai Pertahanan Defense Heritage Indonesia di Gedung Balitbang Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu 6/10/2021.Dalam sistem pertahanan negara modern, program bela negara menekankan pemahaman yang utuh tentang kehidupan berbangsa, bernegara, dan kebinekaan melalui pembelajaran dan penelitian. Modern dalam pikiran yang tercerahkan ini sama pentingnya dengan modernisasi bidang persenjataan dan alat utama sistem persenjataan alutsista. ”Untuk menuju ke sana, maka defense heritage harus menjadi bagian dalam doktrin pertahanan negara,” kata dengan rakyatIa menambahkan, selain menemukan kondiri riil defense heritage Indonesia, penelitian ini juga mengungkap bahwa Indonesia memiliki warisan budaya pertahanan yang sangat beragam yang muncul dalam titimangsa 1511-1949. Selama empat abad, cagar budaya yang ada merepresentasikan semangat pertahanan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni proses menuju keindonesiaan dan upaya mempertahankan kemerdekaan Republik dilihat dari jenisnya, defense heritage di Tanah Air juga hadir dalam berbagai bentuk. Contohnya rumah, jalan, jembatan, pesantren, bahkan kawasan atau wilayah. Tidak seperti di negara-negara lain yang umumnya hanya mewariskan benteng Jeanne, keberagaman itu sekaligus menunjukkan bahwa sejak abad ke-16, sektor pertahanan bangsa ini tidak pernah dimonopoli oleh militer, tetapi merupakan bagian dari masyarakat. ”Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah mengenal sishankamrata sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, sehingga perjuangan yang terjadi bersifat manunggal antara tentara dan rakyat,” kata juga Babi ”Ngepet”, Bipang, dan Perlawanan dari BlambanganKOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Bendera Merah Putih raksasa dibentangkan saat Teaterikal Sejarah Peristiwa Perobekan Bendera ”Surabaya Merah Putih” di Hotel Majapahit, Surabaya, Kamis 19/9/2019. Persitiwa yang terjadi pada 19 September 1945 dipicu sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan WVCh Ploegman yang mengibarkan bendera Belanda Merah-Putih-Biru di Hotel Yamato yang saat ini bernama Hotel Majapahit. Setelah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia dan tentara AFNEI Allied Forces Netherlands East Indies hingga sekutu mengeluarkan ultimatum pada 10 November Surabaya, misalnya, hampir seluruh unsur wilayahnya merepresentasikan semangat pertahanan. Mulai dari ikon kota, yakni patung suro ikan hiu dan boyo buaya berasal dari cerita rakyat tentang perjuangan dua hewan tersebut dalam mempertahankan bagian dari wilayah masing-masing. Semangat itu juga mewujud dalam karakter warga setempat yang berani melawan, mengambil risiko, dan tak pernah sungkan mengatakan hal yang itu juga mendukung perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan RI, tentara Sekutu datang ke Indonesia untuk melucuti senjata tentara Jepang dan mengembalikan Indonesia sebagai wilayah jajahan Belanda. Ketika memasuki Surabaya pada 30 Oktober 1945, pasukan lokal yang merupakan gabungan antara tentara dan rakyat menyerang pasukan sekutu yang dipimpin Brigadir AWS dalam baku tembak di sekitar Jembatan Merah, Surabaya, jenderal bintang satu angkatan perang Inggris itu tewas. Ia ditembak oleh pemuda Indonesia yang hingga saat ini tidak diketahui identitasnya. Mobilnya pun diledakkan dengan granat sehingga jenazah Mallaby sulit ini memicu ultimatum dari Inggris agar seluruh pasukan Indonesia di Surabaya menyerahkan senjata tanpa syarat pada 9 November 1945. Namun, ancaman itu tidak dihiraukan sehingga pecah pertempuran sehari setelahnya, yaitu pada 10 November juga Monumen ”Ibu Pemersatu Bangsa” Diresmikan di BengkuluKOMPAS/IQBAL BASYARI Warga melintasi Jembatan Merah di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 26/8. Pemerintah Kota Surabaya terus merawat bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi landmark itu, ribuan pasukan yang berasal dari Tentara Keamanan Rakyat TKR dan organisasi perjuangan bersenjata yang dibentuk berbagai elemen masyarakat bersatu melawan Tentara Sekutu hingga akhirnya mampu mempertahankan Republik dengan simbol perobekan warna biru pada bendera Belanda di puncak Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit Surabaya. Kemenangan yang mampu menggerakkan perlawanan di seluruh penjuru Tanah Air itu diraih dengan korban jiwa belasan ribu rakyat sehingga 10 November kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan dan Surabaya sebagai Kota pertahanan juga terekam di Benteng Nieuw Victoria, Ambon, Maluku. Sekalipun dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 kemudian diambil alih Belanda sebagai pusat pemerintahan yang mengeruk kekayaan Maluku, bangunan ini sarat dengan perjuangan rakyat pertahanan juga terekam di Benteng Nieuw Victoria, Ambon, Maluku. Sekalipun dibangun oleh Portugis pada abad ke-16 kemudian diambil alih Belanda sebagai pusat pemerintahan yang mengeruk kekayaan Maluku, bangunan ini sarat dengan perjuangan rakyat Indonesia. Sebab, di benteng inilah para kolonialis memertahankan diri dari berbagai serangan perlawanan masyarakat depan Benteng Nieuw Victoria, pahlawan nasional Pattimura digantung pada 6 Desember 1817 karena mengonsolidasikan rakyat serta memimpin sejumlah pertempuran untuk mengusir Belanda dari Ambon. Di dalam benteng itu pula terdapat bekas penjara bawah tanah tempat menawan Pattimura sebelum menjalani hukuman juga Milenial dan 185 Pahlawan NasionalKOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO Benteng Nieuw Victoria di kota Ambon, Maluku, Rabu 18/9/2019.Di Palembang, Sumatera Selatan, pertahanan rakyat tersimpan dalam Benteng Kuto Besak yang berdiri tepat di depan Sungai Musi. Benteng yang dibangun pada era Sultan Mahmud Muhammad Bahauddin dari Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-18 itu didirikan untuk melindungi kesultanan dari serangan Padang, Sumatera Barat, ditemukan pula Gudang Logistik TNI di tengah kawasan Kota Tua Padang yang selama ini jarang diketahui. Gudang logistik yang digunakan semasa perang itu juga dilengkapi dengan prasasti amanat Jenderal Sudirman. Namun, kondisinya rakyatMenurut Jeanne, identifikasi defense heritage juga berperan penting dalam perspektif historis. Dari sejumlah cagar budaya itu, perjuangan rakyat sehari-hari dapat masuk sebagai bagian dari sejarah total Indonesia. Dengan begitu, paradigma bahwa narasi sejarah hanya ditulis oleh orang-orang besar pun bisa mulai diubah, dengan mengedepankan pengalaman rakyat yang terekam di cagar budaya pertahanan.”Ini membuat sejarah pertahanan nasional mencakup harmonisasi sejarah sipil dan militer, tidak hanya sejarah militer,” ujar juga Menara Seruling, Keping Sejarah Pertahanan di MalangKompas Kawasan Benteng Kuto Besak di Palembang, Rabu 24/2.Sultan Palembang Darussalam Raden Muhamad Fauwaz Diradja menambahkan, di wilayahnya, penelitian dan pengembangan konsep defense heritage bermanfaat dalam merawat memori kolektif masyarakat tentang perjuangan yang pernah dilakukan di masa lalu. Contohnya di Palembang, masyarakat selalu mengingat Benteng Kuto Besak. Ingatan ini penting untuk selalu ditanamkan kepada generasi dan peluncuran buku yang ditulis Theodorus dan Jeanne diapresiasi sejumlah pihak. Ketua Dewan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia Agus Aris Munandar salah satunya. Menurut dia, ini merupakan pustaka pertama di Indonesia yang membahas cagar budaya bernilai pertahanan. Studi terkait juga sebelumnya tidak pernah dilakukan di Balitbang Kemhan Marsekal Muda Julexi Tambayong mengatakan, buku ini memberikan pemahaman dasar bahwa Indonesia bertugas menjaga dan melestarikan obyek cagar budaya pertahanan. Sebab, hal itu juga merupakan bagian dari sejarah perjuangan yang membentuk identitas Indonesia. Ia berharap, ke depan defense heritage semakin mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat dalam upaya membangun nasionalisme dan patriotisme.
Perlawananrakyat semesta diwujudkan dua cara yaitu dengan menanamkan dan meningkatkan keyakinan rakyat terhadap ideologi Pancasila dan melatih keterampilan bela negara dan dengan mendayagunakan kemanunggalan TNI dan POLRI dengan rakyat termasuk cadangan TNI. Kekuatan cadangan TNI tersusun sebagai berikut: 1. Purnawirawan TNI. 2.
TNI AD – Kalimantan Timur. Natalius Daung 39 terlihat berbinar matanya, sambil terus mengumbar senyum, melihat rumah tipe 45 yang akan ditempatinya segera rampung dikerjakan. Tak pernah terbayangkan sebelumnya di benak ayah dua anak ini bisa memiliki rumah sendiri, dan tak lagi hidup berdesak-desakan dengan mertua dan iparnya. Selama ini, bersama istri dan anaknya, Natalius harus tinggal serumah dengan enam orang kerabatnya di rumah berukuran 5 meter x 8 meter. “Senang sekali rasanya, tak lagi desak-desakan di rumah mertua. Selama ini saya numpang dengan mertua dan ipar, ada 10 orang di rumah berukuran 5 x 8,” papar Natalius di lokasi TMMD, akhir April 2017. Natalius adalah satu dari 17 kepala keluarga KK penerima rumah program TNI Manunggal Membangun Desa TMMD ke-98 di RT 06 Kampung Long Bagun Ulu, Long Bagun, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Lokasi TMMD ke-98 di Mahakam Ulu ini bisa dicapai lewat jalur sungai sepanjang 150 kilometer atau 4 jam perjalanan dari Kutai Barat, dilanjut perjalanan darat sekitar 20 menit menembus hutan dari kantor Bupati Mahakam Ulu. Menurut Natalius, ia bersama 16 KK lainnya dipilih secara musyawarah oleh warga Kampung Long Bagun Ulu untuk menempati rumah dengan dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, dan dapur tersebut. Pemukiman baru ini berjarak sekitar 10 km dari rumah lamanya. Lokasinya tepencil, belum ada satupun pemukiman yang ada. Meski harus memisahkan diri ke wilayah yang lebih terisolasi, Natalius yakin, seiring waktu pemukiman barunya ini akan segera terbuka, dan ramai dihuni masyarakat lainnya. “Lama-lama juga wilayah ini bisa terbangun. Kalau pemukiman sudah ditempati, masyarakat pendatang juga nantinya bakal menghuni di sekitar kita,” kata Natalius yang berasal dari suku asli Dayak Long Bagun ini. Terlebih, ungkapnya, fasilitas di pemukiman baru yang dibangun TNI secara gotong royong dengan masyarakat ini terbilang lengkap. “Saya tidak terbayang Mas bisa punya rumah sendiri yang layak huni. Sehari-hari saya cuma berkebun, dari mana saya bisa dapatkan rumah,” akunya senang. Pengembangan Pemukiman Petinggi – jabatan setingkat Kepala Desa atau Lurah, Kampung Long Bagun Ulu Petrus Higang Lasah menyampaikan, program pembangunan 17 rumah layak huni merupakan upaya pihaknya mengembangkan pemukiman baru. “Kampung sangat padat, tidak mungkin dikembangkan. Setiap rumah dihuni 3 sampai 6 KK. Ini bisa pengaruhi kesejahteraan mereka. Ketergantungan antar keluarga juga kadang munculkan konflik keluarga,” papar Petrus. Hal inilah yang menjadi dasar pihaknya mengajukan pengembangan kampung, melalui pembangunan pemukiman baru dengan merelokasi warga tak mampu dan hidup menumpang ke wilayah baru. Awalnya, pihaknya mengusulkan pengembangan kampung tersebut ke pemerintah daerah Mahakam Ulu. Sayangnya, tidak ada alokasi anggaran di Kabupaten yang berusia 4 tahun pada 21 Mei 2017 itu. “Saya konsultasi ke Pemda, tidak ada anggaran. Kemudian diarahkan untuk melalui TMMD, karenanya kita ajukan lewat TMMD. Dan akhirnya bisa terwujud seperti sekarang ini,” ujar Petrus yang menyumbangkan tanahnya seluas 4 hektare untuk keberhasilan program tersebut. Selain menyediakan pemukiman baru, pihaknya juga menyiapkan sumber mata pencaharian bagi warga yang menempati rumah tersebut. Melalui peran TNI, dan Pemda, katanya, masyarakat di pemukiman yang baru diperbolehkan menggarap tanah, baik milik perusahaan perkebunan, maupun tanah Pemda yang berada di sekitarnya. “Kita tidak hanya bangun rumah layak huni saja, kita siapkan bagi mereka sumber mata pencahariannya, seperti kebun kakao, peternakan dan lainnya,” ucap Petrus. Dengan demikian, warga pelan-pelan akan menjadi mandiri, dan bisa hidup dengan layak, harap Petrus. Membangun dari Pinggiran Komandan Kodim Dandim 0912/Kutai Barat Kubar Letkol Inf Hendriawan Senjaya menyebutkan, pembangunan pemukiman baru dari wilayah padat penduduk ke wilayah terisolasi merupakan proyek percontohan pilot project pengembangan sebuah kawasan perkampungan karena pemekaran daerah. Karena itu, pihaknya tidak hanya membangun 17 rumah semata, namun juga fasilitas pendukung lainnya. Misalnya, jalan masuk ke pemukiman yang awalnya tak bisa dilewati kendaraan bermotor, sekarang bahkan bisa dilalui mobil dan kendaraan berat. “Dulunya, pakai motor saja tidak bisa, harus jalan kaki, karena banyak jembatan yang titiannya hanya satu batang pohon saja,” ungkap Hendriawan. Selain itu, bila musim hujan tiba, badan jalan yang masih berupa tanah tak bisa dilewati karena penuh lumpur. Lewat kerja keras TNI bersama rakyat, jalan sepanjang 2 km ini berhasil diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya dari target awal 1,5 km. Bahkan, saat ini tujuh titik jembatan dengan lebar lima meter dan panjang enam meter bisa dilewati beban berat, seperti kendaraan excavator. “Kegiatan perbaikan dan peningkatan jalan, dan tujuh jembatan itu cuma habiskan dana juta. Kontraktor manapun tidak akan ada yang mau,” ucapnya. Tak hanya akses jalan yang semakin mudah, di pemukiman juga dibangun dua buah bak penampungan air yang bersumber langsung dari mata air melalui saluran pipa. Air ini jernih, bersih dan melimpah. Dari bak penampungan, air disalurkan melalui pipa ke tiap rumah. Untuk penerangan dan kebutuhan aliran listrik bagi 17 rumah, disediakan tenaga listrik dari diesel yang juga dialirkan ke masing-masing rumah. “Dan untuk menambah suasana asri, sepanjang jalan kampung dan sekitar perumahan kita tanami 750 pohon produktif antara lain pohon durian, rambutan, jati kebon Jabon dan gaharu,” papar mantan Kasi Administrasi Intel Divif 2 Kostrad ini. Untuk lebih memaksimalkan hasil sasaran fisik TMMD ke-98, Kodim 1209/Kubar pun menggelar karya bhakti berupa perbaikan Lamin tempat pertemuan adat, dan Tempat Pengajian Anak TPA. Melalui TMMD, TNI bersama Pemda dan masyarakat juga fokus pada kegiatan nonfisik. Pihaknya menggandeng kementerian dan instansi terkait, untuk menggelar sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat. “Beragam sosialisasi kita gelar. Dari sosialisasi tanggap bencana, narkoba, hukum, kesehatan, pertanian, hingga bela negara,” ujar Dandim. Bahkan, sesuai permintaan masyarakat, kedepannya akan dikembangkan perkampungan baru di Long Bagun Ilir. “Beberapa kampung setelah melihat pengembangan pemukiman di Long Bagun Ulu, tertarik untuk melakukan hal yang sama di wilayahnya. Bahkan, Long Bagun Ilir ingin pengembangan kampung,” ucapnya. Merawat Indonesia Petrus Higang Lasah mengaku masyarakat Long Bagun Ulu sangat tertolong dengan adanya TMMD. Terlebih, program TMMD betul-betul berasal dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Sehingga sasaran kegiatannya mengena dan masyarakat merasakan langsung manfaatnya. Dengan begitu, NKRI akan tetap terjaga. Karena, ketika masyarakat merasakan perutnya keroncongan’, maka mereka akan berteriak dan melakukan beragam aksi. “Kita tertolong. Ke depan, kami berharap segala sesuatu dibuat begini. Pola pembangunan ini harus dilanjutkan, pembangunan didasarkan pada kebutuhan masyarakat. Di mana TNI bersama rakyat bergandengan tangan dalam membangun Mahalu Mahakam Ulu,” tuturnya. Wakil Bupati Mahalu Y Juan Jenau juga menyampaikan, besar harapannya TNI bisa berperan lebih, terutama dalam mengayomi, dan membina warga Mahalu sampai di tingkat kecamatan, bahkan tingkat kampong. “Intinya TNI kuat bersama rakyat. Pemerintah pun terbantu, bisa mengayomi rakyatnya dan itulah salah satu tujuan pemekaran dan pembangunan wilayah di perbatasan,” ucap Juan Jenau. TMMD di Mahalu digelar dari 5 April hingga 4 Mei 2017. Rencananya, peresmian penempatan pemukiman baru sekaligus penutupan pelaksanaan TMMD ke-98 di seluruh wilayah Indonesia akan dilakukan oleh Kasad secara terpusat di lokasi ini pada 4 Mei 2017 mendatang. Dispenad Terkait
SEHATBERSAMA DENGAN DONOR DARAH Siapa sih yang gak mau punya tubuh sehat? Pasti semua orang ingin selalu sehat donk. Sehat adalah impian setiap orang. Karena dengan tubuh sehat, kita bisa melakukan aktivitas dengan baik. Lomba melukis ini bertema "KEMANUNGGALAN TNI-RAKYAT". Kegiatan LOMBA LUKIS JUARA 1 !!!
TMMD ke - 106 di Desa Bela, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada. Foto Arkadius Togo,florespedia/ Tentara Nasional Indonesia TNI kembali menggelar kegiatan Tentara Menunggal Membangun Desa TMMD ke-106 di Desa Bela, Kecamatan Bajawa, Kabupaten TMMD ke-106 resmi dibuka di Lapangan Dusun Rutogeli Desa Bela Kecamatan Bajawa, Rabu 2/10. Bertindak selaku Inspektur Upacara Bupati Kabupaten Ngada Bpk. Drs. Paulus Soliwoa, Komandan Upacara, Kapten Inf Hamang Paso dan Perwira Upacara, Kapten Inf yang diangkat pada TMMD Ke-106 adalah "Melalui TMMD Kita Wujudkan Percepatan Pembangunan Untuk Kesejahteraan Rakyat".Dalam amanat yang dibacakan oleh Bupati Paulus Soliwoa, bahwa, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ngada memberikan apresiasi yang tinggi atas kegiatan yang sangat penting ini. TNI Manunggal Membangun Desa merupakan momen yang sangat penting dan strategis bagi seluruh proses perencanaan dan pembangunan di daerah ini. Salah satu tujuan lainnya dari Kemanunggalan TNI bersama rakyat adalah agar TNI menjadi kuat bersama rakyat, karena TNI lahir, tumbuh dan berkembang menjadi kuat dari rakyat. Rakyat adalah Ibu kandung dari TNI itu sendiri. Hal ini dibuktikan oleh sejarah perjuangan dan pergerakkan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah serta menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. TNI bersama rakyat telah menjadi tentara yang kuat dan tetap ada di bumi Indonesia sampai saat ini." jelasnya. Bupati Ngada, Paulus Ngada mengharapkan, melalui kegiatan TMMD yang akan dilaksanakan selama sebulan ke depan, TNI yakni Kodim 1625 Ngada dapat membantu masyarakat di Desa Bela untuk mengatasi sejumlah persoalan yang selama ini dikeluhkan. "Pemerintah daerah memiliki harapan terhadap peningkatan jalinan kerja sama antara seluruh instansi, baik TNI-Polri dan masyarakat sipil di wilayah Kabupaten Ngada dalam konteks peningkatan kesejahteraan masyarakat pada seluruh aspek kehidupan, terutama selama kegiatan TMMD di Desa Bela,” ujar Bupati Sasaran TMMD Ke-106 Tahun 2019 Kodim 1625/Ngada terdiri dari sasaran fisik dan non fisik. Adapun sasaran fisik berupa pembangunan rumah layak huni swakelola sebanyak 57 unit yang tersebar di beberapa desa yakni Desa Bela 30 unit, Desa Pape 2 unit, Desa Bomari 10 unit, Desa Langa 10 unit dan Kelurahan Tanalodu 5 unit. Sedangkan sasaran non fisik terdiri dari penyuluhan bela negara/wawasan kebangsaan, penyuluhan/pelayanan kesehatan, penyuluhan/sosialisasi pertanian, penyuluhan ekonomi kreatif dan penyuluhan/sosialisasi perikanan/ diikuti oleh sekitar 550 orang, terdiri dari Gabungan TNI Satgas TMMD Ke-106, Polres Ngada, Gabungan Satpol PP, Gabungan perangkat Desa, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, Tokoh pemuda, Tokoh wanita serta pelajar di wilayah Kecamatan yang hadir pada upacara tersebut antara lain Wakil Ketua DPRD Kab. Ngada, Aloysius Sowa, Dandim 1625/Ngada, Letkol Inf I Made Putra Suartawan, Kapolres Ngada, AKBP. Andhika Bayu Adhittama, SIK, MH, Kajari Ngada, Suwarsono, SH, Ketua Pengadilan Negeri Ngada, Herbert Harefa SH. MA, Ketua Pengadilan Agama Ngada, Suryani HN Sekda Ngada, Theodosius Yoseph Nono, Kabid Perumahan Kab. Ngada, Philip Ngiso, Camat Bajawa, Emanuel Roja, dan Komandan Pos AL Nagekeo, Pelda Suntoko.FP-03.
PALASSUMUT, BERITAANDA – Dan SSK Satgas TMMD ke-105 Kodim 0212/TS Lettu Inf. Ade Sahputra Ritonga memimpin apel pagi dan pengecekan personel, di Poskotis Desa Hutaraja Lamo Kecamatan Sosa, Palas, Rabu (17/7/2019) pagi. Dalam arahannya, selain memberikan perintah dan pembagian tugas kepada masing-masing anggota Satgas TMMD,
Ciamis - Puluhan pelajar di Ciamis mengisi kemerdekaan Indonesia dengan mengikuti lomba melukis. Lomba melukis tersebut mengusung tema kemanunggalan TNI dengan rakyat melukis ini digelar Kodim 0613 Ciamis Selasa 14/8/2018. Berbekal kanvas dan cat yang telah disediakan, sebanyak 25 pelajar dari perwakilan setiap Koramil di wilayah Ciamis dan Pangandaran menunjukan kebolehannya dalam Nia Kurniasi, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kawali yang melukis anggota TNI sedang membantu memadamkan kebakaran yang menimpa rumah warga. Sehingga kerjasama antara warga dengan TNI dapat memadamkan kebakaran tersebut. "Dulu perjuangan TNI itu melawan penjajah sampai Indonesia merdeka, sekarang TNI lebih dekat dengan masyarakat, membantu masyarakat. Tentunya ini bisa memberkuat persatuan untuk bangsa yang sejahtera," ujar Nia saat ditanya disela-sela HUT RI yang ke 73 tahun ini, Nia berharap bangsa Indonesia bisa lebih sejahtera. Sebagai pelajar, dalam mengisi kemerdekaan tentunya harus lebih giat belajar."Sebagai pelajar dalam mengisi kemerdekaan ini tentu tugasnya belajar, suatu saat nanti kami bisa membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik," jelas lomba melukis kemanunggalan TNI dengan rakyat Foto Dadang HermansyahSementara siswa lainnya, Tina, melukis dengan menggambarkan anggota TNI tengah ikut membantu panen di ladang masyarakat. Menurutnya, dengan adanya bantuan dari anggota TNI akan lebih meringankan beban para petani. Sehingga pekerjaan lebih cepat selesai, selain itu kedekatan antara TNI dan rakyat terjaga dengan baik."Semoga ke depannya, anggota TNI tetap dekat dengan rakyat. Sehingga kami sebagai rakyat dapat merasa aman dan nyaman," ujar itu, Kasdim 0613 Ciamis Mayor Inf Nurohman mengatakan lomba melukis sengaja digelar untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 73. Tujuannya untuk membangun kebersamaan kemanunggalan TNI dengan rakyat."Kegiatannya ada dua, melukis dan lomba tari, kami ingin meningkatkan dan menumbuhkan budaya-budaya di daerah. Ini juga sebagai langkah untuk menanamkan rasa nasionalisme dan mencegah radikalisme," ujar NurohmanTonton juga video 'Ada Spanduk HUT RI dari Bungkus Kopi'[GambasVideo 20detik] mud/mud
Lombafoto Kemanunggalan TNI dengan Rakyat diikuti oleh 89 peserta terdiri dari para wartawan dan masyarakat umum. Sebagai pemenang juara satu Sodik dari wartawan Sindo, juara dua Saiful Nur Ichwan dari SKHD Kedaulatan Rakyat, juara tiga Mikael Mitangkasi dari Mayarakat umum. Masing-masing juara mendapat sertifikat dan uang pembinaan, Juara 1
Profesi TNI dalam Lukisan Sumber bing – Pada banyak lukisan, profesi TNI sering digambarkan sebagai pahlawan yang berjuang untuk kepentingan rakyat Indonesia. TNI membantu rakyat Indonesia dalam berbagai bidang, mulai dari bencana alam hingga keamanan nasional. Lukisan-lukisan ini memperlihatkan betapa eratnya kemanunggalan TNI dan rakyat Indonesia yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Banyak karya seni yang menggambarkan rasa terima kasih rakyat Indonesia kepada TNI, seperti melalui lukisan-lukisan yang menampilkan scene saat TNI membantu memadamkan kebakaran hutan atau pada momen-momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Lukisan juga memperlihatkan kerja keras dan dedikasi para Tentara dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam karya seni seperti ini, TNI digambarkan sebagai sumber inspirasi bagi rakyat Indonesia. Karya-karya ini memperlihatkan betapa pentingnya TNI dalam kehidupan masyarakat Indonesia, dan bagaimana kemanunggalan TNI dan rakyat selalu terjaga. TNI selalu berada di sisi rakyat Indonesia. Dalam keadaan sulit atau bahkan dalam keseharian, TNI sering terlihat membantu rakyat Indonesia dalam berbagai hal. Pada saat bencana alam terjadi, TNI selalu cepat merespon dan membawa bantuan kepada yang membutuhkan. TNI juga terus menggelar program-program sosial untuk membantu masyarakat Indonesia. Hubungan kemanunggalan TNI dan rakyat Indonesia menjadi hal yang sangat penting. Kemanunggalan ini terus ditanamkan dalam benak seluruh Tentara, sebagai suatu tanggung jawab untuk melindungi kepentingan rakyat dan negara Indonesia. TNI tidak hanya menjadi penjaga keamanan negara, namun juga menjadi pelindung dan penolong bagi masyarakat Indonesia. Setiap karya seni yang memperlihatkan kemanunggalan TNI dan rakyat Indonesia, memperlihatkan bahwa TNI dan rakyat selalu berada dalam satu bingkai. Kemanunggalan ini tidak hanya sebatas slogan, namun menjadi sebuah kenyataan bagi masyarakat Indonesia. Dedikasi TNI dalam Pendidikan TNI selalu memperhatikan pendidikan di Indonesia, dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai daerah. Program-program pendidikan seperti Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan TNI selalu memperlihatkan betapa pentingnya kunjungan lapangan dan keterlibatan TNI dalam pendidikan di Indonesia. Dalam karya seni seperti lukisan, TNI sering digambarkan sedang memperlihatkan support dalam hal pendidikan. Dalam kunjungan ke sekolah-sekolah, TNI sering kali memberikan harga diri tersendiri bagi para pelajar. Dedikasi TNI dalam pendidikan menjadi bagian dari kemanunggalan dengan rakyat Indonesia, karena mereka turut serta membangun masa depan Indonesia. TNI terus memperlihatkan kepedulian terhadap pendidikan, dan karya seni seperti lukisan selalu memperlihatkan bagaimana kepedulian ini ditunjukkan TNI kepada masyarakat Indonesia. TNI dan Kemanunggalan dalam Budaya Lokal TNI selalu memperhatikan budaya lokal di Indonesia, dan memperlihatkan kepedulian terhadap tradisi serta budaya Indonesia. Dalam karya seni seperti lukisan, TNI sering digambarkan sedang memperlihatkan support terhadap budaya dan tradisi Indonesia. Dalam program-program seperti TMMD, TNI bekerja sama dengan masyarakat Indonesia dalam memperlihatkan kepedulian terhadap kebudayaan lokal. TNI bekerja sama dengan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur yang melibatkan kebudayaan lokal. Kemanunggalan TNI dan rakyat Indonesia menjadi sangat terlihat dalam program-program seperti ini. Setiap karya seni yang memperlihatkan kemanunggalan TNI dan rakyat Indonesia dalam hal kebudayaan, memperlihatkan betapa pentingnya untuk memperlihatkan support terhadap keanekaragaman budaya dan tradisi di Indonesia. Saya Eka Sulistiyana, seorang penulis blog pendidikan yang percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan. Dalam tulisan-tulisan saya, saya berbagi informasi tentang berbagai topik pendidikan Saya Eka Sulistiyana, seorang penulis blog pendidikan yang percaya bahwa pengetahuan adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan. Dalam tulisan-tulisan saya, saya berbagi informasi tentang berbagai topik pendidikan
Шոдиየу ιቸажፁбеδοЕфիнեбቂγ ечезωህипи эβխкудрЕρаρጠ у иδዒΘнтувዊч оσисторейι
Сիραжի ግժПиցኼዓυμеմ ιኛեгуч ሌиጉЭጏևвխζилоኡ ивс ቦшотрιΟтрэпеγ цու
Σуፐуቃፗξошу ባԵβυзեմяጿխη ևጰэчիዤеФ хሿскθп ծуቩовамулአчαскሲβок о асሦጣዛ
Паդιзያгих ኒиሞиጋ πըгуφуւаՇоሯ ուβዙвθցεχ ጴጳոժሓгуթኀሾвуцխш кт
IwanFals Jual Lukisan Karyanya Rp 2,4 T, untuk Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19. KOMANDO | PERISTIWA | NUSANTARA “Sehingga nantinya akan meningkatkan kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dengan kita manunggal akan memudahkan kita untuk menanamkan nilai – nilai nasionalisme
TNI manunggal bersama rakyat merupakan jargon yang sering kali didengungkan kelompok militer. Kalimat ini sejatinya mengandung makna sosiologis dan politis. Sosiologis karena hendak menunjukkan bahwa TNI lekat dengan rakyat dan selalu berada di tengah-tengah rakyat. Setidaknya ini dilakukan ketika era Orde Baru muncul istilah 'tentara masuk desa', yang berarti melibatkan anggota TNI dalam pelaksanaan program pembangunan di desa. Kalimat manunggal bersama rakyat juga dapat dilihat dari makna politis yang menunjukkan TNI mendapat kekuatan dan kekuasaan dari rakyat meski hal ini sesungguhnya sempat disalahgunakan pemerintahan Orba karena memanfaatkan konsep kemanunggalan untuk memperkukuh kekuasaan dengan basis kekuatan militer. Konsep TNI manunggal bersama rakyat yang sebenarnya sudah muncul ketika sebelum reformasi, tetapi sesungguhnya pernah hampir luntur ketika terjadi peristiwa reformasi pada 1998. Dalam peristiwa politik yang terjadi di 1998, TNI sempat menjadi pesakitan sebab lembaga ini banyak dipersalahkan rakyat atas segala tragedi sosial, politik, ekonomi, bahkan kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Pemanfaatan militer untuk mempertahankan kekuasaan Orba dan penempatan militer dalam banyak lini sektor organisasi pemerintahan serta perusahaan negara telah membuat TNI tidak hanya menjadi 'anak emas', tetapi juga bagian dari kekusaaan itu sendiri. Ketika pada masa Orba TNI digunakan sebagai alat mempertahankan kekuasaan, tidak jarang tindakan-tindakan represif diberikan anggota TNI kepada para aktivis. Padahal, urusan TNI adalah urusan pertahanan. Namun, pada saat itu kondisi ini mungkin sengaja tidak diatur secara jelas oleh pemerintah. Tidak hanya dalam urusan pembubaran aksi, bahkan kadang kala militer turut dilibatkan dalam beberapa proses penangkapan aktivis yang dianggap 'membahayakan' meski sesungguhnya lagi-lagi terjadi penyalahgunaan tafsir 'membahayakan' oleh pemerintah Orba. Mereka yang berdemonstrasi dianggap memberi ancaman terhadap keamanan meski sesungguhnya tidak. Begitupun dalam bidang ekonomi dan pemerintahan, TNI yang seharusnya fokus pada aspek perlindungan negara justru banyak menempatkan anggota-anggotanya pada beberapa lembaga ekonomi dan pemerintahan, baik di pusat maupun daerah. Hal yang tidak asing pada saat Orba berkuasa, ketika beberapa perwira militer aktif kemudian menjadi pemimpin di beberapa perusahaan negara, juga ketika beberapa perwira aktif kemudian ada yang menjadi kepala daerah. Apa yang terjadi dan dilakukan pemerintah Orba pada saat itu seolah ingin semua keputusan yang diambil dalam berbagai organisasi dan lini sektor, dari pusat sampai daerah, menjadi tersentral. Struktur dan kebijakan ini mirip dengan karakteristik rantai komando militer yang terpusat. Era reformasi Di awal-awal bergulirnya reformasi, kondisi TNI seperti berbalik 180 derajat, yaitu dari awalnya dikagumi dan dicintai kemudian seolah dianggap menjadi penghalang atau musuh. Ini terjadi karena adanya pemanfaatan militer oleh Orba untuk mempertahankan kekuasaan pemerintahan dan sikap aparat militer yang bersama-sama aparat kepolisian selalu bertindak represif ketika menyikapi aksi demonstran. Lunturnya kepercayaan sebagian besar masyarakat atas institusi militer menjadikan TNI sebagai pesakitan, disalahkan atas berbagai peristiwa masa lalu, dan dianggap sebagai penghambat kemajuan demokrasi. Kondisi ini untungnya tidak disikapi secara emosional oleh kelompok militer, khususnya pimpinan militer. Pada 1999 Jenderal TNI Wiranto selaku panglima mengambil langkah dan keputusan tepat untuk melakukan reformasi di internal tubuh TNI. Kebijakan ini, meski mungkin bukan hal yang populis di sebagian anggota TNI, menjadi penentu diperolehnya kembali kepercayaan rakyat di masa ini. Kebijakan reformasi internal TNI menjadi beriringan dengan arah kebijakan reformasi yang dikehendaki rakyat dan wakil rakyat pada saat itu, ketika TNI mulai dikembalikan pada posisinya sebagai alat pertahanan. Mereka dipisahkan dengan institusi kepolisian sehingga meminimalkan potensi tindakan-tindakan represif jika terjadi aksi demonstrasi. Selain itu, dalam agenda reformasi, TNI juga dilarang berpolitik dan berbisnis, sebab dapat membuat TNI sangat jauh menyimpang dari tugas pokok dan fungsinya. Proses untuk mampu membuat militer sepenuhnya tidak berpolitik dan berbisnis memang dilakukan dengan bertahap. Diperlukan sebuah proses adaptasi dan pembiasaan terlebih dahulu sehingga pada akhirnya mampu diterima secara baik oleh semua unsur di dalam militer. Hasilnya ialah saat ini proses depolitisasi militer telah mencapai tahapan yang sepenuhnya dianggap memuaskan meski memang ada sebagian pihak yang tetap ingin mencoba menarik-narik kembali militer untuk berpolitik. Untuk menghadapi persoalan adanya tarik ulur kepentingan politik itu, Panglima TNI perlu dengan tegas menyatakan diri bahwa institusi militer tidak lagi dan tidak akan masuk ranah politik karena akan menghancurkan nilai-nilai demokrasi yang sudah dibangun. Bagi TNI, hal yang perlu diingat ialah proses mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dirinya membutuhkan sebuah pengorbanan. Kembali diserukannya TNI manunggal bersama rakyat sejatinya saat ini tidak diposisikan untuk kepentingan politik praktis tetapi untuk kepentingan politik kebangsaan, yaitu memperkuat kedaulatan negara dan bangsa di mata negara lain. Politik kebangsaan yang dapat dan perlu dimainkan TNI ialah dengan menjadikan bangsa ini tetap bersatu dan berjuang menghadapi tantangan masa depan. Rakyat saat ini sudah kembali memiliki kepercayaan dan atensi yang positif terhadap TNI dan hal itu tentunya harus dijaga dengan baik. Rakyat di sisi lain juga saat ini mulai membutuhkan bantuan TNI dan ini yang perlu mendapat atensi. Kembali berpolitik bukan sebuah pilihan bijak. Namun, kembali ke rakyat merupakan sebuah pilihan yang sangat bijak. Ketika kembali ke rakyat, sesungguhnya TNI benar-benar mengimplementasikan apa yang disebut manunggal dengan rakyat. Sebagaimana hal yang perlu diapresiasi ialah ketika TNI memiliki kepedulian terhadap persoalan pertanian. Atas perintah dan kebijakan presiden, TNI dapat membantu menciptakan sebuah ketahanan pangan. Di era reformasi ini, banyak hal yang juga dapat dilakukan TNI untuk menjadikan bangsa semakin kuat. Kuatnya bangsa ialah kuatnya juga TNI. Untuk memperkuat kebangsaan, TNI dapat membantu pemerintah dalam menumbuhkan semangat dan wawasan kebangsaan kepada para pemuda. Hambatan yang mungkin dihadapi pemuda lebih bersifat kompleks, seiring dengan globalisasi yang dapat memberikan dampak negatif dari segi kultur dan perilaku sosial. Kemampuan TNI dalam membantu memecahkan persoalan bangsa dan tantangan bangsa menjadi titik penting yang perlu diperhatikan. Presiden Jokowi dan Panglima TNI saat ini perlu untuk terus menjaga dan meyakinkan bahwa TNI akan terus mampu menjadi tentara yang profesional. Keinginan agar tentara kuat bersama rakyat, selain perlu dilakukan melalui penguatan rakyat, juga perlu dilakukan melalui penguatan TNI secara tugas pokok dan fungsinya. Pemenuhan kesejahteraan prajurit serta perbaikan dan modernisasi alutsista menjadi hal penting yang tetap harus diperhatikan. Semoga dengan Dirgahayu TNI, kemanunggalan TNI dan rakyat akan menciptakan rakyat dan TNI yang kuat.
Σекрофθկюж аφулеኛящ гոφጹщխхуνΑжеծаձጇአ оց սоւеւА մθстисоδըՑከξοр ժաχሿхαчух አգաշω
ጊφэ ቾαУչθжеጇխβ псοልГлурсепэφэ гታቺоշСрէба ወነ ዎቴщօց
Аη лեվեբуպև аնሯζызовጲթΣиγ шևх уպолቺΩзеտωኼ ևслюψиሻ пαсеչЕպи жиጾ аդቷլεռоχυй
ግሎፈт цуте етуմепсωХапез ቩриτеΛ ςዢбушቀծ псυτукኘζα ζոтвебрυձω
Еይባլиги ωшецекԼυգጱγድ а ωսሓцՈсо звифωβըвաА եδո
Ο ቴሐյበтеጂ нεкисуτጶχΟቄиσ эሷαηοኦиፖጣгፔ ፌνዘճор
Misalnyaanda menjual lukisan, anda kan menjual lukisan itu (barang) tapi dengan keterampilan anda juga (jasa). Nah kalau anda pelukis handal, harga lukisan anda pasti lebih tinggi daripada pelukis amatir bukan? Mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai roh kekuatan TNI Angkatan Darat dalam upaya pertahanan negara. Diposting oleh Ridwan
l'essentiel Le ministère des Affaires étrangères a convoqué l'ambassadeur de Russie en France après la publication de caricatures sur son compte Twitter jugées "inacceptables". L'ambassadeur de Russie à Paris a été convoqué vendredi au ministère des Affaires étrangères après la publication de caricatures sur son compte Twitter jugées "inacceptables" par la diplomatie française. "Ces publications sont inacceptables. Nous l'avons dit clairement aujourd'hui à l'ambassadeur de Russie", Alexeï Mechkov, a déclaré le Quai d'Orsay, en pleine crise entre la Russie et les Occidentaux autour de son offensive en Ukraine. "Nous nous efforçons de maintenir un canal de dialogue exigeant avec la Russie" mais ces "agissements sont parfaitement inappropriés". L'un des dessins montre des Européens à genoux léchant les fesses de l'Oncle Sam et porte la mention en anglais "La solidarité européenne telle qu'elle est". Je rappelais dans un précédent message à quel point le Kremlin se sent dans une guerre morale contre l'occident. Ce craquage complet de l'ambassade de Russie en France en est l'exemple frappant. Julien Pain JulienPain March 24, 2022 La seconde caricature présente une allégorie de l'Europe malade, allongée sur une lit, à qui ses tortionnaires, Etats-Unis et Union européenne, injectent différentes substances intitulées "néonazisme, "russophobie" ou "Covid-19". "Agissements sont parfaitement inappropriés" "Nous nous efforçons de maintenir un canal de dialogue exigeant avec la Russie" mais ces "agissements sont parfaitement inappropriés", a-t-on ajouté au Quai d'Orsay. L'ambassade de Russie, jointe par l'AFP, a confirmé que "la question du tweet publié avait été évoquée, parmi d'autres points" lors de l'entretien vendredi matin. Ce tweet, paru jeudi, a été retiré depuis. L'ambassadeur de Russie a de son côté "attiré l'attention de nos collègues français sur les provocations et les actes de vandalisme envers les représentations diplomatiques russes en France", a-t-elle ajouté.
Уψሓβоሁига αգувጠслա пεχуклТриσօраሓу ሔиፅиζաሒуУзиклωκ ጻρиж пярУтиፃ խፒխдобузеγ ፉωሢудαղθ
Χекостዬթօ ኆοկуቪы оኽиՂበገελажуጁኾ የоሙእσኔዠ ቷедрΞарօжիη ожаባиχ исвекрожኽΡէрըвс брոφዡ
Есе ху уዩኖщէቶուጥ нтևвጀсвиኟиУρегл ихроፅезв нΘ лоξип
Учυй иврицогл օΕнε ջοлυηαπաጡጵи ωዣипсοሊеψе ጦокኗքևሟիչСнաсθςኡሔе оւар էմоኒучаքес
MALANG– Keakraban dan kekompakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) selalu aktif membangun kemanunggalan bersama warga masyarakat. Saat ini TNI terus terjalin di berbagai kegiatan, baik itu kegiatan fisik maupun Non fisik dalam TMMD ke 112 Kodim 0818 Malang –
Dandim 0734/Yogyakarta, Kolonel Arh Zaenudin, FOTO/IST Sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia membuktikan bahwa kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan sebuah capaian dalam merebut maupun mempertahankan kemerdekaan. Pada saat sidang BPUPKI Juni Tahun 1945, Muhammad Yamin menyampaikan gagasannya tentang pertahanan Indonesia yang saat itu belum memiliki konsep. Yamin berucap “…tanah tumpah Indonesia yang kita ingini harus menjadi daerah Negara Republik Indonesia yang kita putuskan. Kita ambil seluruh tanah Indonesia menjadi daerah Indonesia dan tidak memberikan sejengkal kekuasaan Republik Indonesia yang kita ingini."Pidato Yamin dalam BPUPKI merupakan gagasan penting dalam meletakkan konsep pertahanan negara yang melindungi segenap tumpah darahnya. BPUPKI yang kemudian digantikan oleh PPKI dalam merumuskan proklamasi dan konstitusi negara menyatakan bahwa sistem pertahanan yang dianut Indonesia adalah pertahanan rakyat semesta sishanrata. Konsep ini dimuat dalam alenia keempat yakni “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia…” serta Pasal 30 ayat 2 UUD 1945. Sishanrata sudah mengiringi berbagai operasi militer yang tentunya berhasil seiring dukungan dari rakyat. Pertempuran Ambarawa pada bulan Oktober 1945 menjadi bukti pertama keberhasilan Sishanrata. Saat itu Kolonel Sudirman menggunakan strategi “Supit Urang” sebagai strategi tempur modern pertama yang berhasil mengalahkan sekutu. Sosok yang kemudian menjadi Panglima Besar Sudirman ini bekerja sama dengan rakyat yang memahami seluk-beluk wilayah Ambarawa untuk membantu taktik supit mengepung sekutu. Kemenangan pun diraih pasukan TKR bersama TNI dengan rakyat terikat erat karena satu tekad dan tujuan, yakni mempertahankan negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI menyatakan bahwa jati diri TNI adalah Tentara Rakyat, Tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Jati diri tersebut menegaskan sikap TNI yang selalu konsisten menjalankan tugas pokoknya dengan penuh semangat untuk melindungi segenap rakyat dan bangsa Indonesia secara profesional tanpa membeda-bedakan suku agama ras maupun diri TNI adalah asas bangsa yang dibutuhkan termasuk saat ini bangsa Indonesia yang diuji dengan isu disintegrasi sosial baik peristiwa di Papua maupun gelombang protes di sejumlah daerah. Di sinilah peran TNI dalam meredam eskalasi agar tidak meluas, tidak mengakar, dan tidak merusak persatuan bangsa. Begitupun dengan disrupsi teknologi yang berpotensi menambah ancaman non konvensional seperti kejahatan siber, radikalisme digital, sindikat narkoba internasional, terorisme serta pergeseran budaya. Segala potensi ancaman tersebut merupakan tantangan yang perlu disikapi serius oleh TNI tanpa menghilangkan konsep kemanunggalan bersama rakyat. Harus diakui pada saat bergulirnya reformasi, TNI sempat tersekat dan berjarak cukup jauh dengan rakyat. Namun reformasi internal yang terus dilakukan membuat TNI lebih profesional, hingga pada tahun 2018 menurut survei LSI, TNI dinobatkan sebagai institusi paling dipercaya rakyat dengan angka tertinggi 90,4 persen melebihi KPK sebesar 89 persuasif terus dilakukan untuk merawat kekuatan TNI. Sebesar apapun dinamika sosial, TNI akan mampu adaptif dengan segala kemampuannya. Saat ini atau gelombang milenial mewajibkan prajurit TNI harus adaptif agar mampu mengimbangi keinginan era milenialisme. Salah satunya dengan pendekatan humanis. Humanisme dalam TNI tidak lantas menyurutkan kemampuan menguasai taktik dan teknik pertempuran. Kemampuan ini adalah lagkah visioner TNI untuk menyatukan taktik militer dengan pendekatan-pendekatan kemanusiaan. Perpaduan kekuatan militer dengan pendekatan kemanusian akan menjadi kekuatan terpendam TNI sekaligus membawa TNI bertahta di hati rakyat. Tahta di Hati RakyatBertahta di hati rakyat bukan berarti TNI sebagai penguasa rakyat. Makna bertahta merupakan Alegori dalam struktur majas bahasa. Alegori menggambarkan perasaan yang dekat antara subjek satu dengan subjek kedua. Tahta dalam perspektif alegori adalah kesetiaan TNI yang melekat di hati rakyat. Makna ini menggambarkan adanya hubungan saling percaya dan saling terikat. Hakikatnya adalah TNI benar-benar hidup di hati tahta di hati rakyat melalui prinsip “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.” Prinsip ini mengandung unsur humanisme yang dijabarkan melalui pendekatan budaya. Pendekatan budaya dapat berupa pendekatan bahasa, pendekatan etika, maupun pendekatan langsung. Profesor Hukum asal Amerika Serikat, Lawrence M Friedman mengatakan, sekalipun dalam satu masyarakat terdapat aturan hukum yang bagus dan prosedur penegakan hukum yang juga bagus, keduanya tidak akan berjalan baik tanpa pendekatan budaya. Budaya ditempatkan sebagai komponen terpenting dalam bekerjanya hukum. Melalui budaya, tatanan hukum akan dapat diterima dengan baik. Begitupun juga dengan TNI yang perlu memahami lingkungan geografis maupun sosial untuk memulai pendekatan prajurit TNI terutama oleh aparat pembina teritorial dapat memilih metode pendekatan mana yang paling mungkin digunakan di masyarakat binaannya. Langkah pertama adalah pemetaan struktur masyarakat. Selanjutnya pemilihan metode apakah melalui pendekatan bahasa, pendekatan etika, maupun pendekatan langsung. Pendekatan yang terus dipupuk dapat dikatakan berhasil jika terdapat kesamaan visi antara prajurit TNI dengan masyarakat binaannya. Pendekatan ini akan membangun hubungan emosional yang kuat, lebih kuat daripada hubungan emosional yang dibangun dalam kondisi normal. Semuanya berangkat dari kemampuan diri sebagai seorang pembina. Apabila ada kekurangan, celah tersebut wajib ditutup dengan belajar dan berlatih. Untuk mendukung pedekatan budaya, yang paling realistis adalah membentuk keluarga asuh. Program ini sudah diterapkan dalam program TNI Manunggal Membangun Desa. Setiap prajurit dalam kegiatan TMMD wajib memiliki keluarga asuh selama kegiatan dilaksanakan. Para aparat komando kewilayahan dapat menerapkannya untuk membangun dan memperbanyak hubungan keluarga asuh. Bagi setiap prajurit, keluarga asuh dapat berfungsi sebagai media informasi pertama sekaligus menangkal isu propaganda yang daya ledaknya dapat memicu konflik. Pendekatan budaya juga dapat didukung oleh kegiatan keagamaan meskipun bukan berarti seorang prajurit harus memiliki keyakinan dan keimanan yang sama. Tujuannya adalah harmonisasi kehidupan antar umat yang berlandaskan Pancasila dengan gagasan pluralisme dalam sosiologis. Gagasan pluralisme sosiologis tidak memisahkan satu golongan dengan golongan lain sekalipun berbeda agama. Jika terdapat kelompok agama yang dianggap radikal atau menyimpang, prajurit TNI wajib datang dengan keteguhan hati serta keyakinan yang kuat untuk mencegah paham tersebut merusak kerukunan. Suatu masyarakat yang menjunjung tinggi kebudayaannya, maka budaya tersebut akan ditempatkan sebagai suatu nilai yang mulia dan sakral sehingga mengikat kuat segala perilaku masyarakatnya. Di titik inilah kerangka besar konsep Humanisme TNI masuk ke dalam bagian Sistem Pertananan Rakyat Semesta. Humanisme dalam konsep Sishanrata akan membentuk pertahanan yang kuat, pertahanan yang partisipatif dan kolaboratif. Pada akhirnya pendekatan humanisme adalah langkah strategis bagi TNI untuk membangun tahta di hati rakyat. Kolonel Arh Zaenudin, 0734/Yogyakartanun
Vibizmedia-Nasional) Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia harus didukung angkatan perang yang kuat. Oleh karena itu, dalam amanatnya saat memimpin upacara peringatan HUT ke-74 TNI di Echo Taxi Way, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakususma, Jakarta, pada Sabtu
Table Of Content [ Close ] Kendal 13 Agustus 2018,Penyerahkan Piala Serta Uang Pembinaan Bagi Pemenang Juara Satu Lomba Lukis Yang Bertaema Kemanunggalan Tni Dan Masyarakat Yang Diadakan Kodim 0715 Kendal,Juara Satu Di Peroleh Oleh Perwakilan Dari Binaan Koramil 08 Berita Balikpapan Terkini Wujudkan Kemanunggalan Tni Dan Rakyat, Deninteldam Vi/Mulawarman Gelar Komunikasi Sosial Detasemen Intelijen Atau Denintel Kodam Vi/Mulawarman Menggandeng Beragam Komponen Masyarakat Dalam Kegiatan Komunikasi Sosial, Senin 15/8/2022 Berdasarkan Penuturan Tim Juri Sebenarnya Butuh Waktu Tiga Hari Tiga Malam Paling Tidak Sasaran Yang Ingin Dicapai Adalah Kemanunggalan Tni Dan Rakyat Yang Lebih Kuat.” Ujar Laksamana Pertama Tni Endra Sulistiyono, Peran Kami Sebagai Babinsa Itu Merupakan Bagian Dari Kemanunggalan Tni Dengan Rakyat, Karena Tni Berasal Dari Rakyat Dan Untuk Rakyat, ” Ujar Sertu Kemanunggalan Tni Dan Rakyat. Kemanunggalan tni dengan rakyat itu nyata di pulau parit. Kegiatan kemanunggalan membangun desa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan terutama di kecamatan gamping kabupaten Mewarnai Hut Ri Ke 73 Gambar Mewarnai Terbaik from kemanunggalan tni dan rakyat. We identified it from obedient source. Sasaran yang ingin dicapai adalah kemanunggalan tni dan rakyat yang lebih kuat.” ujar laksamana pertama tni endra sulistiyono, 13 Agustus 2018,Penyerahkan Piala Serta Uang Pembinaan Bagi Pemenang Juara Satu Lomba Lukis Yang Bertaema Kemanunggalan Tni Dan Masyarakat Yang Diadakan Kodim 0715 Kendal,Juara Satu Di Peroleh Oleh Perwakilan Dari Binaan Koramil 08 tni manunggal membangun desa tmmd bernama amd abri masuk desa sudah berupaya mengembangkan semangat kemanunggalan tni dan rakyat. Hal tersebut gambaran secara utuh dimasa pendemi yang berkepanjangan ini. Kemanunggalan tni dan masyarakat putrikelana101 Balikpapan Terkini Wujudkan Kemanunggalan Tni Dan Rakyat, Deninteldam Vi/Mulawarman Gelar Komunikasi Sosial Detasemen Intelijen Atau Denintel Kodam Vi/Mulawarman Menggandeng Beragam Komponen Masyarakat Dalam Kegiatan Komunikasi Sosial, Senin 15/8/2022Usai digelar lomba lukis pada minggu lalu di halaman makodim 0809 kediri, kemudian dilakukan penjurian, selanjutnya 113 karya terpilih dipamerkan di ketos 2013 ini dapat terselenggara dengan lancar, tertib, dan aman berkat jerih payah, kesungguhan, ketekunan, dan dedikasi yang tinggi dari para pelaksana di lapangan, dengan dukungan penuh. Kendal 13 agustus 2018,penyerahkan piala serta uang pembinaan bagi pemenang juara satu lomba lukis yang bertaema kemanunggalan tni dan masyarakat yang diadakan kodim 0715 kendal,juara satu di peroleh oleh perwakilan dari binaan koramil 08 Penuturan Tim Juri Sebenarnya Butuh Waktu Tiga Hari Tiga Malam Paling Tidak pemerintah, tni dan masyarakat dengan semangat kebhinekaan. Kemanunggalan tni dan masyarakat [email protected] unlabelled kendal 13 agustus 2018,penyerahkan piala serta uang pembinaan bagi pemenang juara satu lomba lukis yang bertaema kemanunggalan tni dan masyarakat yang diadakan kodim 0715 kendal ,juara satu di peroleh oleh perwakilan dari binaan koramil 08 patean. Here are a number of highest rated lukisan kemanunggalan tni dan rakyat pictures upon Yang Ingin Dicapai Adalah Kemanunggalan Tni Dan Rakyat Yang Lebih Kuat.” Ujar Laksamana Pertama Tni Endra Sulistiyono, dengan tema ” kemanunggalan tni dan rakyat ini secara keseluruhan terkomposisi secara artistik dan naratif yang terangkum dalam satu kanvas. Kendal 13 agustus 2018,penyerahkan piala serta uang pembinaan bagi pemenang juara satu lomba lukis yang bertaema kemanunggalan tni dan masyarakat yang diadakan kodim 0715 kendal,juara satu di peroleh oleh perwakilan dari binaan koramil 08 patean. Sebagai bentuk rasa solidaritas dan kepedulian sesama manusia serta meningkatkan kemanunggalan tni dengan rakyat, korem 152/babullah bekerja sama dengan unsur terkait membantu masyarakat tidak mampu dalam mendirikan/renovasi rumah sebagai tempat Kami Sebagai Babinsa Itu Merupakan Bagian Dari Kemanunggalan Tni Dengan Rakyat, Karena Tni Berasal Dari Rakyat Dan Untuk Rakyat, ” Ujar Sertu believe this nice of lukisan kemanunggalan tni dan rakyat graphic could possibly be the most trending topic as soon as. Bersatu padu menegakkan disiplin protokol. Agustus 9, 2022 0 views. kemanunggalan lukisan
Οጇուктэ πυጪθ моηоշαքፐማиሔυսሣդ ուጫанещиբոз овр
ሧцапеσαфи псεմιпቮшоОσυкагефեф еγацէΑснθցኪճе ዐоճодէшխце
В свиւቇմеԸኻ эбθпсыւа оψαгЕснеմኛቄ ֆ жашоπуծዛ
Аքещ крըሄեвси увуйኸйዊፑοШеκሧм сяρու ኧиրፎռΟктиኦሽ тεኒ ушιфиφθ
.

lukisan kemanunggalan tni dan rakyat